Posted by : Ekoholic Selasa, 14 Februari 2012


Cokelat dan bunga menjadi tanda cinta dan kasih sayang saat perayaan Valentine. Tapi bunga dan cokelat itu hanya untuk manusia. Bagi sejumlah "orangutan" di Yogyakarta ini, yang paling mewakili perasaan kasih sayang itu adalah buah pisang.
Mengapa pisang? Entahlah. Mungkin karena kebanyakan orangutan memang suka mengunyah pisang. Yang jelas sejumlah "orangutan" di Yogyakarta itu memperingati hari kasih sayang itu dengan membagi-bagi pisang.
Acara pembagian pisang itu bertempat di perempatan Kantor Pos besar. Kantor pos itu terletak di pusat kota, yang kerap juga disebut sebagai titik kilometer nol.
"Di hari kasih sayang ini tidak hanya manusia dengan manusia saja tetapi juga dengan satwa," kata Daniek Hendarto, Koordinator Centre for Orangutan Protection (COP) kepada wartawan dalam acara itu.

Menurut dia, hari kasih sayang yang dirayakan setiap tahun sejatinya sangat kejam. Lho mengapa? Sebab untuk membuat coklat yang menjadi hadiah hari Valentine dibutuhkan minyak sawit.

Padahal, Daniek melanjutkan, untuk membuka kebun kelapa sawit, seringkali dilakukan pembabatan hutan. Dan yang mengenaskan adalah bahwa pembabatan itu disertai dengan pembantaian Orangutan. "Minyak kelapa sawit adalah salah satu bahan utama untuk membuat cokelat. Cokelat adalah salah satu hadiah yang paling lazim diberikan selain bunga di hari Valentine. Bagi Orangutan, hari kasih sayang manusia itu sangat berdarah-darah dan kejam," ungkapnya.

Naiknya permintaan cokelat menambah jumlah permintaan akan kelapa sawit. Pembukaan kebun sawit baru pun dilakukan, dan itu tentu saja makin mengancam eksistensi hewan dilindungi itu. "Baru-baru ini kami menemukan  tiga anak Orangutan piatu. Mereka adalah korban langsung dari pembabatan hutan untuk membuka perkebunan kelapa sawit," imbuhnya.

Perburuan Orangutan, yang dianggap hama, kian marak di Kalimantan. Para pemburu diduga mendapat iming-iming sekitar Rp1,12 juta per Orangutan yang mereka bunuh dari perusahaan kelapa sawit.

Deforestasi secara dramatis telah mengurangi habitat orang utan. Juga eksistensi saudara dekat manusia ini. Jumlah mereka menurun dari sekitar 250.000 beberapa dekade lalu, menjadi hanya 50.000 di alam liar.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2014 ekoholic - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -